Senin, 17 Mei 2010


Hormon mulai dilepas dari kelenjar. Di tempat inilah hormon dibentuk untuk kemudian dikeluarkan. Yang termasuk kelenjar endokrin seperti keringat, ludah, dan kelenjar minyak, melepaskan hormon menuju berbagai pembuluh untuk kemudian disalurkan ke bagian-bagian tubuh lain.

Kelenjar endokrin, termasuk kelenjar seks, tiroid, paratiroid, adrenal, dan kelenjar pituitari melepaskan hormon langsung menuju aliran darah agar sampai ke organ tujuan. Tiap hormon mengenali organ mana yang seharusnya dituju karena ada reseptor protein di selnya. Jadi, hormon dan reseptor bagaikian kunci dan gembok yang mana satu sama lain harus cocok dan salaing mengenal.

Saat organ merasakan ada hormon yang sudah terikat dengan reseptornya, tubuh memberi sinyal ke otak agar terjadi penyeimbangan kimia tubuh. Hormon dilepaskan berdasar permintaan tubuh. Inilah strategi cerdas dilakukan tubuh untuk menjaga agar tidak terjadi ketimpangan hormon. Meski begitu, kadang ketimpangan ini tak bisa dihindari. Resiko ketidakseimbngan inilah yang menyebabkan emosi. Kita bisa cemas, depresi, sensitif, sulit konsentrasi atau berubah mood tiap saat gara-gara hormon sedang tak stabil.

Efek ini bahkan bisa mengenai kondisi fisik. Ambil contoh, terganggunya hormon insulin mengakibatkan gula darah melonjak. Akibatnya, muncul kerusakan saraf, jantung koroner, gagal ginjal, stroke bahkan memicu kebutaan. Wow...

1 Comment:

  1. Medicinesia said...
    mohon izin untuk menggunakan gambar yang ada di artikel ini.

Post a Comment